hariantya.com

Arti Cinta Buta

Plato berkata, “Cinta buta adalah gerakan jiwa yang kosong.”

aristoteles berkata, “Cinta buta adalah cinta yang buta untuk melihat aib orang yang dicintai.” Ia pun berkata, “Cinta buta adalah kebodohan yang membalikkan hati yang hampa sehingga dia tidak lagi mau memikirkan urusan perniagaan dan kerja.”

Yang lainnya berkata, “Cinta buta merupakan pilihan yang buruk, yang membalikkan jiwa yang hampa.”

Sebagian yang lain berkata, “saya tidak melihat kebenaran yang menyerupai kebathilan dan kebathilan yang menyerupai kebenaran selain dari cinta buta. Kelakarnya menjadi kesungguhan dan kesungguhannya menjadi kelakar. Mulanya main-main dan kesudahannya adalah kehancuran.” Read the rest of this entry »

Leave a comment »

Tawanan Syahwat

Sesungguhnya orang yang layak disebut sebagai tawanan adalah orang yang bisa ditawan oleh syahwat dan hawa nafsunya, seperti yang dikatakan dalam sebuah pepatah, “Orang yang mengumbar pandangan matanya adalah seorang tawanan.”

Jika syahwat dan nafsu sudah menawan hati manusia, maka memungkinkan bagi musuh dan rivalnya untuk melancarkan siksaan kepadanya, sehingga dia seperti anak burung di tangan anak kecil yang memainkannya sesuka hati.

Leave a comment »

Orang yang Berakal

Umar bin Al-Khaththab Radhiallahu ‘anhu berkata, “Orang berakal itu bukan orang yang bisa membedakan yang baik dari yang buruk, tetapi yang bisa mengetahui mana yang lebih baik dari dua keburukan.”

Leave a comment »

fisarat yang tidak akan meleset

Syuja’ Al-Karman, berkata, “Jika zahir seseorang mengikuti sunnah, batinnya merasakan pengawasan Allah, dia menahan pandangan dengan mata dari hal-hal yang diharamkan, menahan diri dari syahwat dan memakan yang halal, tentu firasatnya tidak akan meleset.”

Leave a comment »

Dialog antara Hati dan Mata (II)

Sanggahan mata terhadap hati

“Sesungguhnya bukan mata itu yg buta, tetapi yg buta ialah hati yg di dalam dada.” (Al-hajj : 46)

Mata berkata, “Kau dzalimi aku sejak awal hingga akhir. Kau kukuhkan dosaku lahir dan batin. Padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taatdan penuntun yang menunjukkan jalan kepadamu.”

“Engkau adalah raja yang ditaati. Sedangkan kami hanyalah rakyat dan pengikut. Untuk memenuhi kebutuhanmu, kau naikkan aku ke atas kuda yang binal, disertai ancaman dan peringatan. Jika kau suruh aku untuk menutup pintuku dan menjulurkan hijabku, dengan senang hati akan kuturuti perintah itu. Jika engkau memaksakan diri untuk menggembala di kebun yang dipagari dan engkau mengirimku untuk berburu di tempat yang dipasangi jebakan, tentu engkau akan menjadi tawanan yang sebelumnya engkau adalah seorang pemimpin, engkau menjadi budak yang sebelumnya engkau adalah tuan. Yang demikian itu karena pemimpin manusia dan hakim yang paling adil, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membuat keputusan bagiku atas dirimu, dengan bersabda,

Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula, dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati.” (Diriwayatkan Abu Hurairah, Muslim, dan lainnya)

Abu Hurairah radhiyallahu Anhu berkata, “Hati adalah raja dan seluruh anggota tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya. Jika rajanya buruk, buruk pula pasukannya.” Jika engkau dianugrahi pandangan, tentu engkau akan tahu bahwa rusaknya pengikutmu adalah karena kerusakan dirimu, dan kebaikan mereka adalah karena kebaikanmu. Jika engkau rusak, rusak pula para pengikutmu. Lalu engkau lemparkan kesalahnmu kepada mata yang tak berdaya. Sumber bencanamu yang menimpamu ialah karena engkau tidak memiliki cinta kepada Allah, tidak menyukai dzikir kepada-Nya, tidak menyukai firman, asma, dan sifat-sifat-Nya. Engkau beralih kepada yang lain dan berpaling dari-Nya. Engkau berganti mencintai selain-Nya. Padahal engkau telah mendengar kisah pengingkaran Allah terhadap Bani Israil, karena mereka mengganti makanan yang ada dengan makanan lain yang justru lebih hina.

Mata berkata, “Antara dosaku dan dosamu di tengah manusia seperti antara kebutaanku dna kebutaanmu dalam membuat analog.”

Leave a comment »